Redaksi : Sabtu, 27 Juni 2020 15:07
Rico Marbun

BUKAMATA - Direktur Eksekutif Lembaga Survey Median, Rico Marbun membuat ulasan. Tentang seteru China dan Amerika Serikat. Rico banyak memaparkan data. Terutama buku putih dari Donald Trump.

Menurutnya, pada 2017 lalu, Presiden AS, Donald Trump mengeluarkan dokumen National Security Strategy, atau semacam buku putih pertahanan atau dokumen yang tersedia bagi publik, yang menjelaskan kebijakan pertahanan keamanan luar negeri yang dimiliki AS.

Yang menarik kata Rico, di dalam dokumen itu jelas-jelas disebutkan, bahwa ada beberapa negara yang dianggap akan menggeser pengaruh Amerika Serikat di dunia, bukan hanya menggeser kekuatan AS secara ekonomi dan sosial. Tetapi juga menggeser kekuatan AS secara militer.

Dokumen itu imbuh dia, menjelaskan, China itu sebagai salah satu negara yang dianggap seteru atau kompetitor utama untuk menjadi negara adidaya. Di dalam dokumen itu, China dianggap sebagai kompetitor utama oleh AS.

"Pertanyaannya, kenapa AS menganggap China sebagai kompetitor utama? Mungkin kita akan mendapatkan penjelasan yang lebih klir dari salah seorang mantan penasehat Donald Trump bernama Steve Bannon. Dia adalah penasihat strategis Trump di Gedung Putih," ujar Rico.

Menurut Rico, dalam sebuah wawancara, Steve Bannon pernah mengungkapkan, bahwa China adalah satu-satunya negara di muka bumi yang mencoba untuk menerapkan tiga teori dominasi dunia sekaligus dalam satu waktu.

Steve Bannon menceritakan, secara geo politik ada tiga teori bagaimana sebuah negara bisa menguasai dunia. Teori pertama adalah teori Mackinder atau Teori Heartland yang diutarakan oleh Mackinder. Teori kedua adalah Rimland yang diperkenalkan oleh Spykman, dan teori ketiga adalah Sea Power yang diperkenalkan oleh Mahan. Tiga teori ini, akan menjelaskan kepada kita semua, kenapa langkah-langkah yang diambil China itu menjadi ancaman bagi AS.

Teori Mackinder dan teori yang diperkenalkan oleh Spykman kata Rico, adalah satu spesies teori. Jadi sama-sama menjelaskan bahwa untuk menguasai dunia, mereka harus menguasai satu rentetan zona atau wilayah tertentu.

"Teori Mackinder dan Spykman ini diperkenalkan pada perang dunia pertama dan pra perang dunia kedua," lanjutnya.

Argumen dasar dari dua teori ini kata dia, menjelaskan sebenarnya dunia ini dibagi menjadi dua. Peta dunia dibagi dua. Pertama, world island. Mereka menyebutkan satu bagian besar yang mereka sebut dengan world island.

"Jadi kita ikuti saja sebutan para teoritis ini. World island gabungan dari Afrika, Eropa dan sebagian negara-negara Asia. World Island ini adalah bagian dari sebutan mereka. Kemudian di bagian luar ada sebutan outer island. Terutama Benua Amerika, ada Amerika Latin, Amerika Selatan, dan Amerika Serikat. Kemudian ada British Isles, ada kepulauan Inggris, dan ada Australesia. Yakni, negara Australia dan negara di Asia Tenggara," ujarnya.

Jadi pembagian itu kata Rico, menjelaskan, world island dan outer island. World island bagi Spykman dan Mackinder adalah bagian penting. Kenapa? Bagi yang ingin menguasai dunia, dia harus kuasai dulu world island. World Island terbagi dua. Yaitu, Hardland dan Rimland.

"Hardland ini kalau dilihat di peta, sebagian pintu masuknya dari Eropa Timur, masuk ke Asia Tengah (Kirgistan, Tajikistan, Usbekistan, Kasakztan), masuk lagi sebagian wilayah ke China. Rimland masuk ke Eropa Barat, ada Timur Tengah, sebagian Afrika, Asia Timur (Korea, Jepang), juga ada Asia Selatan seperti India," ungkapnya.

Inti teori yang diperkenalkan Mackinder dan Spykman ini papar Rico, bagi Anda yang ingin menguasai dunia, dia harus menguasai untaian zona yang dimulai dari Eropa, masuk ke Asia Tengah. Bagi siapa yang menguasai untaian wilayah ini, dia akan menguasai World Island.

"Barang siapa menguasai Wolrd Island, dia akan menguasai dunia. Itu teori pertama," bebernya.

Teori selanjutnya lanjut Rico, itu yang diperkenalkan Mahan yang disebut Sea Power atau kekuatan maritim. Mahan ini kata dia, diperkenalkan oleh Mackinder dan Spykman tadi. Mahan ini kata Rico, mempunyai argumen bahwa bagi negara yang ingin menguasai dunia, harus menguasai angkatan laut yang kuat.

"Bagi yang menguasai dunia, cukup dengan menguasai lautan. Karena secara data, memang lautan ini dianggap sebagai arus lalu lintas yang sangat besar. Di era bahkan sampai ada pesawat yang bisa terbang sampai ke bulan, sebenarnya arus orang memang harus terbang dengan pesawat terbang. Tetapi hampir 80 persen dari arus barang atau arus perdagangan dunia, itu lewat laut," terangnya.

"Jadi bayangkan seperti kita di Indonesia ini, dari Jawa mau kirim barang, Anda bayangkan ada semacam check point, Anda tidak bebas untuk keluar masuk daerah. Anda bayangkan, akan macet arus perdagangan itu. Kalau arus perdagangan itu macet, ada gangguan semacam begal dan sebagainya, maka bisa dibayangkan kerugian," jelasnya.

Dalam teori Mahan imbuh Rico, harus menguasai pelabuhan-pelabuhan utama di dunia. Kenapa China bisa menantang kebijakan Amerika Serikat? Jawabannya kata Rico, bisa diambil dari kebijakan China yang diperkenalkan sejak 2013. Yaitu The New Silk Road atau jalur sutra. Ini sebenarnya merevitalisasi jalur sutra kuno sejak 2000 tahun lalu, dan ini melibatkan lebih 60 negara.

Apa hubungan OBOR atau one belt one road dengan tiga teori geopolitik tadi? Menurut Rico, Obor ini terbagi dalam dua proyek besar. Pertama, adalah jalur sutra darat. Atau silk road economic belt. Ini terdiri dari pembangunan rel kereta, jalan raya. Yang kedua jalur sutra maritim atau maritime silk road. Jadi membangun pelabuhan-pelabuhan mulai dari Asia hingga Eropa. Dengan Obor ini kata dia, ada enam koridor utama yang dibangun. Satu koriidor China-Pakistan. Jadi nomor satu ini, menghubungkan China ke Pakistan, tembus sampai ke jalur perdagangan laut di negara-negara Arab.

Kedua, The New Eurasian Land Bridge. Jadi ini menghubungkan antara China-Eropa. Mulai dari China, Asia Tengah (Khazakstan, Uzbekistan) itu dihubungan jalan darat menuju ke Turki, Rusia lewat juga ke negara-negara yang ada di Eropa. Tembus ke Belanda. Ujungnya ke Italia.

Ketiga, koridor China-Mongolia-Rusia. Jadi ini jalur darat menghubungkan China-Mongolia dan Rusia.

Keempat, ini jalur laut. China-Indochina Peninsula Corridor. Jadi jalur laut ini bisa menghubungkan antara China lewat ke kota-kota besar yang ada di Asia Tenggara, seperti Hanoi (Vietnam), Bangkok (Thailand), Kuala Lumpur (Malaysia), Laut China Selatan, Selat Malaka. Itu semua disambungkan China di sepanjang jalur laut tadi.

Kelima, Bangladesh, China, India, Myanmar. Kalau tadi ada jalur lautnya, jalur kelima ini menghubungkan China, dengan sebagian negara di Asia Selatan, dan sebagian di Asia Tenggara lewat jalur darat.

Keenam adalah jalur China, Central Asia, Asia Barat. Intinya jalan atau jalur ini, Obor ini menggabungkan dua hal. Menggabungkan jalur darat dan pelabuhan yang menggabungkan jalur utama. Dan di sana mencakup 4,4 miliar manusia. Kalau di dunia ini, 7,594 miliar manusia artinya Obor ini, mendekati 57,9 persen dari populasi.

"Jadi hampir 60 persen dari populasi, tercover oleh pembangunan one belt one road. Efeknya adalah ini memungkinkan China mengekspor surplus barang-barang produksi mereka. Jadi kalau secara tradisional sebagian besar ekspor China ke Amerika Serikat, sekarang China bisa membuka pasar baru yang ada di Asia Tengah dan Eropa. Jadi tidak tergantung lagi dengan Amerika Serikat. Sebagai imbal baliknya, ada 68 negara yang bisa mengekspor balik barang mentah yang dibutuhkan China untuk memproduksi," bebernya.

Terakhir kata Rico, jalur laut yang melibatkan laut-laut besar, itu semua bisa dicover dan dilewati oleh OBOR itu. "Jadi sekarang yang jadi pertanyaan, ada teori geopolitik dan kebijakan ekonomi OBOR itu tadi. Letak ancamannya di sebelah mana sih? Coba kita pasang dua peta ini (sambil menunjukkan peta dunia di slide). Peta pertama adalah peta geopolitik yang diperkenalkan Mackinder, Spykman dan Mahan. Kemudian di sebelahnya OBOR. Anda akan temukan dua kesamaan utama? Ternyata wilayah-wilayah yang diidentifikasi oleh teori geopolitik tadi itu semua tercover oleh one belt one road. Semua wilayah-wilayah tadi dicover oleh maritime silk road yang ada di OBOR. Jadi Anda bayangkan, kalau Anda jadi pengambil kebijakan dari Amerika Serikat sana melihat dua peta ini kemudian menggabungkan kedua-duanya, sama saja mengatakan, peta ini menunjukkan China benar-benar ingin menguasai dunia. Itu yang pertama," ungkapnya.

Yang kedua sambung Rico, ada beberapa implikasi negatif yang sudah kita lihat dari penerapan OBOR di beberapa negara. Seperti yang terjadi di Srilanka pada 2013. Srilanka bekerjasama dengan China membangun Mattala Rajapaksa International Airport. Dengan pinjaman hampir USD190 juta. Dan bunga 6,3 persen pertahun. Seiring pembangunan airport itu, dibangunlah kawasan ekonomi baru. Ada pelabuhan, hotel, ada jalan tol yang nilainya USD1,4 miliar. Jadi selain pinjaman, ditambah USD1,4 miliar untuk membangun kawasan. Itu semua beroperasi 2013.

"Yang jadi masalah di mana? Setelah semua fasilitas itu terbangun, ternyata kurang atau sepi peminat. Selama itu ada 3.000 penerbangan melalui airport tadi. Dari 3.000 penerbangan itu, penumpangnya hanya 21 ribu. Jadi rata-rata satu kali terbang cuma 7 penumpang. Yang terjadi apa, bisa Anda bayangkan, bangkrut semua. Karena bangkrut, Srilanka tidak bisa bayar utangnya, sebagai imbal baliknya, pelabuhan yang tadinya dibangun itu akan diberikan penguasaannya kepada China selama 99 tahun. Itulah yang disebut Debt Trap. Jadi jebakan utang," pungkasnya.