ANKARA, BUKAMATA -- Untuk pertama kalinya, Turki menggunakan mata uang Yuan, China. Itu diumumkan Bank Sentral Turki.
Ini sejarah baru dalam perekonomian Turki. Pengunaan yuan dan lira dalam hubungan Turki-China ini, didasarkan pada perjanjian swap yang mulai direalisasikan pada Kamis, 18 Juni 2020 lalu.
Dalam pernyataan bank sentral Turki, perusahaan Turki di berbagai sektor, membayar tagihan impor mereka dari China menggunakan yuan melalui bank terkait.
"Perjanjian swap ini penting untuk memfasilitasi penggunaan mata uang lokal dalam pembayaran perdagangan internasional dan akses mudah perusahaan Turki ke likuiditas internasional," kata pejabat bank sentral Turki seperti dikutip Anadolu.
Kesepakatan tersebut juga memuat, dengan perjanjian swap, bank komersial akan dapat memperluas jangkauan produk mereka sesuai dengan perdagangan internasional dan kegiatan keuangan.
Swap adalah transaksi pertukaran dua valas melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka, bertujuan mendapatkan kepastian kurs (kurs bersifat tetap selama kontrak), sehingga dapat menghindari keugian selisih kurs.
Turki juga bertekad ingin mengurangi pemakaian dolar AS dalam transaksi perdagangan global. Pasalnya, ketergantungan terhadap dolar AS menyebabkan ketidakstabilan nilai tukar lira sehingga beberapa kali mengalami penurunan drastis.
BERITA TERKAIT
-
China soal Parade Militer: Prabowo Putuskan Datang, Sudah di Beijing
-
Trump Ancam Naikkan Tarif Dagang, China: BRICS Bukan Kubu AS
-
Warga Brasil dan Turki Kini Bebas Visa Masuk Indonesia
-
Atasi Resesi Seks, China akan Subsidi Rp 8,1 Juta Tiap Anak
-
Shin Tae Yong Diincar Timnas China, Kerjasama Dimulai Juli