MAKASSAR - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restouran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga menyebut efek virus corona telah berakibat melesunya bisnis perhotelan di Makassar.
Menurut Anggiat, lesunya bisnis hotel di Makassar dilihat dari beberapa aspek, diantaranya reservasi di-cancel dengan alasan tidak jadi menggelar kegiatan.
"Saat ini efek menurunkan hunian higga 20 persen. Terbukti saat ini hunian rata-rata di Makassar hanya 40-43%,” kata Anggiat, Jumat (6/3/2020).
Ironisnya, lanjut Anggiat, Sulsel bukan daerah prioritas perhatian pemeritah. Sebagian besar kegiatan kementerian diarahkan di 10 daerah prioritas seperti Bali, Manado, Lambuang Bajo, Danau Toba dll.
“Kondisi ini kedepan makin susah. Saya khawatir anggaran-angaran pemerintah akan dipangkas dan akan dialihkan untuk lakukan langkah penangangan virus corona, dan kalau kegiatan-kegitan pemerintah yang sifatnya kunjungan, rakor atau pelatihan,” ujar Anggiat.
“Yang rugi tentunya industri perhotelan dan penerbangan. Saya berharap pemerinta pemerintah tetap menjaga kesinambungan bisnis perhotelan sehingga jangan asal pangkas anggaran,” sambunnya.
Selain itu, Anggiat mengimbau kepada hotel-hotel dan restoran di Makassar harus melakukan antisipatif, yakni ketersediaan hand sanitizer di reception, lift dan fasilitas umum lainnya.
“Tutujuannya tentu agar tamu bisa menjaga kebersihan dan kesehatannya,” tutup Anggiat.
BERITA TERKAIT
-
Lima Negara Ramaikan Kejuaraan Jetski Internasional di Makassar
-
Gedung DPRD Sulsel Tak Luput dari Kobaran Api
-
Program Buka Puasa Raja Salman Kembali Hadir di Makassar, Dapat Liputan Media Internasional
-
Efisiensi Anggaran Mulai Berdampak ke Industri Hotel, Karyawan Terancam di PHK
-
Temui Pj Gubernur Prof Fadjry Djufry, PHRI Sulsel Curhat Imbas Penghematan Anggaran