Simak Strategi BKKBN Sulsel Percepat Penurunan Stunting
Stunting menjadi penting untuk dibicarakan dan menjadi isu nasional. Stunting adalah gangguan atau gagal tumbuh pada anak Bawah Dua Tahun (Baduta), yang dimulai dari 1.000 hari pertama kehidupan.
BKKBN Sulsel terus berupaya mencegah stunting. Salah satunya, melalui metode pendekatan keluarga.
Kepala BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani, mengatakan, stunting menjadi penting untuk dibicarakan dan menjadi isu nasional. Stunting adalah gangguan atau gagal tumbuh pada anak Bawah Dua Tahun (Baduta), yang dimulai dari 1.000 hari pertama kehidupan.
"Stunting dimulai dari ketika pertama kali terjadi kehamilan. Stunting itu sifatnya kronik. Bukan pada saat saya tidak mengkonsumsi gizi yang cukup kemudian saya langsung stunting, tidak. Tetapi dalam waktu yang lama. Dan dimulai dari satu hari sejak kehamilan," kata Andi Rita, pada dialog Kopi Tumpah, yang dilaksanakan bukamatanews.id.
Untuk mencegah stunting, lanjutnya, sejak mulai kehamilan kita harus betul-betul tahu bahwa seorang perempuan siap untuk hamil, sehingga dari awal sudah bisa dicegah. Kemudian, setelah bayinya lahir sampai usia dua tahun itu harus dijaga dengan baik.
"Karena golden age itu sampai dua tahun itu yang harus hati-hati dan dijaga betul. Seperti apa gizi yang dibutuhkan anak, seperti apa pengasuhan tumbuh kembang anak, yang harus betul-betul diikuti. Apakah dia punya timbangan naik, seperti apa pertambahan panjangnya. Itu semua harus kita lihat," jelasnya.
Menurut Andi Rita, rata-rata stunting itu dilihat di usia dua tahun. Tetapi, indikatornya sudah kelihatan. Karena itu, untuk mencegah terjadinya stunting, dilakukan pendekatan secara keluarga.
"Bukan hanya ibunya saja, tetapi juga suami. Bahkan orang-orang di dalam keluarga tersebut harus terlibat. Seorang isteri saat hamil membutuhkan support karena tidak bisa berada dalam kondisi stres. Jika stres, bisa mempengaruhi janin," terangnya.