Ancaman Resesi, BI: Sulsel Tak Perlu Khawatir
berdasarkan kondisi pertumbuhan ekonomi di tahun 2022, Indonesia berada di rentang 4,8 - 5,2 persen. Dalam artian, masih cukup bagus. Diharapkan, pertumbuhan ekonomi akan semakin baik, apalagi pemerintah telah mencabut status PPKM.
Badai resesi disebut akan melanda negara-negara berkembang di dunia. Meski demikian, Indonesia, khususnya Sulsel, diminta untuk tidak kuatir, namun harus tetap waspada.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Sulsel, Febrina, mengatakan, persoalan resesi ini masih harus divalidasi, apakah betul tahun 2023 ini ada badai resesi atau tidak. Namun secara global, memang ada beberapa indikator yang mengarah ke resesi. Tetapi, ada beberapa negara di Asia yang akan tetap kuat.
"Salah satu indikator resesi adalah negatif pertumbuhan PDB-nya," kata Febrina, yang hadir sebagai narasumber pada Talkshow Kopi Tumpah Special Road to 3rd Anniversary Bukamatanews, yang dilaksanakan di Captain Coffee Makassar, Jumat, 6 Januari 2022.
Bank Indonesia, kata Febrina, berdasarkan kondisi pertumbuhan ekonomi di tahun 2022, Indonesia berada di rentang 4,8 - 5,2 persen. Dalam artian, masih cukup bagus. Diharapkan, pertumbuhan ekonomi akan semakin baik, apalagi pemerintah telah mencabut status PPKM.
"Pemerintah telah mencabut status PPKM, sehingga aktivitas masyarakat akan kembali bergerak normal. Investasi kita juga melebihi target. Konsumsi juga bagus. Saya kira tidak perlu ada yang dikuatirkan, meskipun harus tetap waspada," kata Febrina.
Khusus Sulsel, sambung Febrina, juga tidak perlu kuatir berlebihan, meski harus tetap waspada. pertumbuhan ekonomi Sulsel cukup bagus. Ditopang oleh sektor pertanian dan UMKM yang bisa menopang pertumbuhan ekonomi.
Turut hadir sebagai narasumber pada talkshow ini, Deputi GM Vp Division of BUMN & Government Institutions PT BNI Edson Yudhistira, Ketua STIE AMKOP Makassar Bahtiar Maddatuang, dan Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPH Bun Sulsel Muh Syarifuddin.