Ririn
Ririn

Senin, 01 Februari 2021 12:18

Jenderal Senior Min Aung Hlaing di ibu kota Myanmar Naypyidaw pada 27 Maret 2016. (Ye Aung Thu — AFP / Getty Images)
Jenderal Senior Min Aung Hlaing di ibu kota Myanmar Naypyidaw pada 27 Maret 2016. (Ye Aung Thu — AFP / Getty Images)

Siapa Min Aung Hlaing? Jenderal yang Kini Pegang Kekuasaan di Myanmar

Pada tahun 2016, Jenderal Min Aung Hlaing telah mengubah dirinya dari tentara pendiam menjadi politisi dan tokoh masyarakat.

BUKAMATA - Panglima militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing kini menjadi sorotan setelah politisi dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang berkuasa ditahan dan militer mengumumkan akan mengambil alih kekuasaan.

Siapakah dia?
Min Aung Hlaing, 64tahun, menghabiskan sebagian besar karir militernya memerangi pemberontak di perbatasan timur Myanmar dalam konflik yang terkenal karena pelecehan etnis minoritas.

Pada tahun 2009, dia mengawasi operasi militer di sepanjang perbatasan Myanmar-China untuk menggulingkan orang kuat regional, Peng Jiasheng.

Min Aung Hlaing kemudian mengambil alih militer pada tahun 2011, saat transisi menuju demokrasi dimulai.

Pada tahun 2016 ketika masa jabatan pertama Suu Ky dimulai, Min Aung Hlaing memperpanjang masa jabatannya sebagai pucuk pimpinan militer selama lima tahun kedepan. Langkah ini mengejutkan para pengamat yang memprediksi dia akan mundur tahun itu selama perombakan kepemimpinan militer reguler.

Pada tahun ini juga, Hlaing telah mengubah dirinya dari tentara pendiam menjadi politisi dan tokoh masyarakat.

Meskipun dia tidak memiliki profil publik sehebat Aung San Suu Kyi, tetapi namanya mulai dikenal dunia karena dia adalah otak di balik tindakan keras militer terhadap minoritas Rohingya.

Sebagai tanggapan atas kekerasan itu, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Min Aung Hlaing dan tiga pemimpin militer lainnya pada tahun 2019.

Namun di luar sanksi, hanya sedikit tindakan yang diambil terhadapnya. Mark Farmaner, pengamat Myanmar dan direktur Burma Campaign Inggris, mengatakan kurangnya tindakan internasional atas krisis Rohingya pada dasarnya memberi lampu hijau pada Min Aung Hlaing untuk pembunuhan.

"Dia adalah orang yang sangat cerdas untuk menghitung dengan benar bahwa dia dapat melakukan pembersihan etnis dan lolos begitu saja," kata Farmaner pada Time.

#Myanmar